Alumni Al Islam Joresan jadi Narasumber Sarasehan GP Ansor Ponorogo dan Serahkan Hibah Buku kepada Almamater.

GP Ansor Ponorogo menggelar sarasehan pra-Konfercab pada hari Ahad,30 November 2025 yang bertajuk: “Transformasi Kultural dan Tantangan Kaderisasi”, menghadirkan narasumber sumber Gus Rijal Mumazziq, alumni Al Islam Joresan Ponorogo tahun 2002 yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua PW GP Ansor Jawa Timur.

Dalam pemaparannya di Aula Insuri Ponorogo Gus Rijal menyoroti kecenderungan sebagian kader yang masih terjebak dalam romantisme sejarah organisasi. Ia mengingatkan bahwa rasa bangga terhadap masa lalu tidak boleh membuat kader lupa melakukan evaluasi diri dan membaca tantangan zaman.

“Kadang kita terlalu bangga dengan masa lalu sampai lupa mengkritik diri sendiri,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa GP Ansor harus kembali pada khittah sebagai penolong umat. Menurutnya, identitas kader Ansor adalah keberpihakan pada masyarakat yang membutuhkan.

“Ciri Ansor itu sederhana: kalau ada orang kesusahan, Ansor datang. Bukan sebaliknya,” tegasnya.

Dalam sesi materi, Gus Rijal juga mengutip keteladanan sahabat Nabi, Tsabit Al-Anshari, yang rela memberikan makanan terakhir keluarganya demi memuliakan tamu Rasulullah. Kisah tersebut ia jadikan pengingat bahwa karakter dasar Ansor adalah kedermawanan dan keberanian memberi, bahkan dalam keterbatasan.

“Dari kisah itu kita belajar: Ansor itu memberi, bahkan ketika tak punya apa-apa,” tuturnya.

Usai mengisi sarasehan, Gus Rijal menyempatkan diri berkunjung ke Al Islam Joresan Ponorogo, tempat ia pernah menimba ilmu. Dalam suasana hangat, ia bernostalgia mengenang masa belajar, kedisiplinan, dan bimbingan para guru yang turut membentuk karakter serta pemikirannya hingga kini aktif di Organisasi pemuda NU dan Pondok Pesantren.

Sebagai wujud cinta kepada almamater, Gus Rijal menghibahkan puluhan buku ilmiah ke-NU-an dan karya ulama kepada Al Islam Joresan. Ia berharap koleksi literasi tersebut dapat memperkaya wawasan para santri dan menjadi bekal penting dalam memperkuat tradisi keilmuan di pesantren.

Kegiatan sarasehan dan kunjungan ke almamater ini menjadi rangkaian yang penuh makna, menegaskan peran kader Ansor tidak hanya dalam transformasi organisasi, tetapi juga dalam merawat tradisi keilmuan dan hubungan spiritual dengan lembaga yang membesarkannya.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *