Komet C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS) menjadi salah satu fenomena langit yang paling dinantikan pada tahun 2024. Salah satu momen bersejarah dalam pengamatan komet ini berhasil diabadikan oleh Ahmad Junaidi, pengelola Balai Rukyat Ibnu Syatir Pondok Pesantren Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo. Dengan peralatan Observatorium yang dimiliki Balai Rukyat, Ahmad Junaidi merekam komet ini pada 25 September 2024 saat posisi komet berada di horizon timur, menjelang terangnya fajar.
Menurut Ust. Junaidi, Komet C/2023 A3 ditemukan secara independen oleh dua observatorium, yaitu Observatorium Tsuchinshan di China dan sistem pengamatan Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) di Hawaii, Amerika Serikat, pada Januari 2023. Komet ini diperkirakan akan mencapai perihelion pada Oktober 2024, dengan potensi menjadi cukup terang untuk terlihat tanpa bantuan teleskop.
Untuk merekam komet tersebut, Ahmad Junaidi menggunakan instrumen astronomi modern berupa Guide Scope merk Svbony SV 146 60mm f/4 dan kamera Zwo Asi 224mc, dipasangkan pada Skywatcher AZEQ 6 Pro. Teknik merekam komet ini memerlukan ketelitian tinggi karena posisinya yang redup dan dekat dengan horizon timur. Tantangan utama dalam menangkap komet tersebut adalah kondisi horizon yang mulai terang dengan semakin terangnya cahaya fajar dan magnitude komet yang masih sangat lemah, namun dengan metode yang tepat dan didukung kondisi atmosfer yang bersih proses perekaman bisa dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan. Pengamatan tersebut menghasilkan 100 frame citra, masing-masing 5 detik exposure dan gain 250. Citra yang terekam kemudian diolah menggunakan perangkat lunak IRIS untuk menyatukan hasil pengamatan, dan selanjutnya ditingkatkan menggunakan Adobe Lightroom.
“Dalam mitologi Jawa, kemunculan komet dikenal sebagai Lintang Kemukus dan sering dikaitkan dengan pertanda perubahan besar. Lintang Kemukus diyakini membawa pesan akan terjadinya peristiwa penting, baik dalam bentuk bencana atau peristiwa politik. Meskipun ini bagian dari kepercayaan tradisional, komet tetap menjadi objek langit yang memukau dan mengundang rasa ingin tahu baik dalam sains maupun budaya.” Tambahnya
Perpaduan antara pendekatan ilmiah dan mitologi menjadikan komet C/2023 A3 (Tsuchinshan-ATLAS) fenomena langit yang tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga kaya makna bagi masyarakat yang melihatnya dari perspektif budaya.
Leave a Reply